Mengakhiri suatu hubungan sudah pasti sangat berbeda dengan momen saat pertama kali mengungkapkan cinta kepada seseorang.
Karena alasan perasaan atau situasi yang begitu emosional bisa membuat kita pusing untuk mencari bagaimana cara agar bisa putus dari si doi. Kondisi tersebut justru akan membuat kita stuck dan masih terjerat dalam sebuah hubungan yang tidak diinginkan.
Nah, karena masalah tersebut merupakan masalah yang rumit tentu kita harus mengambil keputusan dengan kepala dingin. Berikut ini adalah beberapa cara dengan mengetahui beberapa jurus supaya kita tidak terlalu kesulitan saat akan putus dari pacar.
Apa sajakah itu?
1. Ghosting
Istilah ghosting bukan hanya digunakan pada orang-orang yang menghilang pada saat PDKT saja, tapi ternyata juga bisa dipakai sebagai jurus untuk putus.
Ghosting biasanya terjadi pada sebuah hubungan jangka pendek yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya ditengah jalan muncul perasaan negatif secara tiba-tiba, atau memudarnya perasaan cinta kepada pacar.
Tapi wajib diingat, jika ghosting bukanlah solusi terbaik dan umumnya prilaku ini dilakukan oleh mereka-mereka yang tidak memiliki komitmen dalam hubungan itu. Ghosting dapat berdampak negatif bagi pasangan seperti merasakan ketidakpastian, bertanya-tanya, dan tidak tahu apa yang salah.
2. Orbiting
Orbiting merupakan istilah bagi orang-orang yang telah putus dari kekasihnya tapi masih “meninggalkan jejak” setelah menghilang.
Contoh dari orbiting adalah dengan menyukai postingan Instagram, mengomentari cuitan di Twitter, atau menonton story WhatsApp milik mantan.
Bisa dikatakan cara yang satu ini merupakan semi-ghosting yang dapat membuat mantan menjadi sedih dan bingung. Di sisi lain, orang-orang yang menjadi korban dari prilaku ini juga akan merasa risih dan gamon alias gagal move on.
3. Putus Tanpa Bertemu
Adanya aplikasi pesan singkat dan media sosial memungkinkan bagi orang-orang untuk memutuskan pacarnya tanpa bertemu terlebih dahulu.
Sama halnya dengan orbiting dan ghosting, mengatakan putus melalui pesan singkat termasuk teknik untuk mengindar dari pasangan. Cara tersebut menyebabkan korban terhindar dari keadaan tidak pasti tapi mereka justru tidak mungkin untuk berteman lagi dengan mantannya itu.
Dampaknya, cara ini akan cenderung memberikan hasil yang buruk karena menimbulkan kemarahan dan perasaan negatif dari mantan.
4. Memanipulasi
Jurus putus lainnya adalah mengondisikan pasangan supaya ia mau mengakhiri hubungannya dengan kita. Kita dapat memulai manipulasi dengan sengaja mencari-cari masalah agar bertengkar, membuat banyak tuntutan, bersikap menjengkelkan, atau moody-an.
Beberapa orang bahkan mencoba cara lain dengan meminta break secata langsung atau meminta teman-teman untuk membantu kita agar bisa putus dari pasangan.
Cara tersebut sebenarnya tidak umum digunakan dan dianggap sebagai bentuk perpisahan yang kurang baik.
5. “Kamu terlalu baik”
Mengguanakan kalimat “Kamu terlalu baik” adalah jurus putus menggunakan nada positif tetapi seolah-olah juga menyalahkan diri sendiri.
Kalimat tersebut sering digunakan agar momen putus tidak terlalu menyakiti hati si mantan. Walau kalimat “Kamu terlalu baik” halus untuk didengar, sebenarnya ungkapan ini dikatakan tidak masuk akal.
Karena orang-orang malah berkeinginan putus di saat pasangannya memiliki sisi yang positif. Jurus ini lebih sering digunakan bagi mereka yang merasa gelisah dan tidak menutup pintu untuk balikan di kemudian hari.
6. Berbicara langsung dan terbuka
Mengucapkan kata “putus” memang tidak mudah. Tapi, kalau kita masih menghargai perasaan pasangan kita maka ungkapkan keinginan tersebut secara langsung dan terbuka.
Walau permintaan kita akan sulit diterima, akan tetapi percakapan yang lebih terbuka justru bisa menghasilkan hasil yang menguntungkan.
Percakapan yang terbuka juga dianggap sebagai strategi penuh cinta, menyampaikan kejujuran, dan selaras dengan strategi putus yang ideal. Dengan begitu, mantan tidak akan marah apabila kita menggunakan pendekatan ini.
7. Memutuskan Secara Bersama
Ketika pasangan menyadari bahwa hubungan yang sedang dijalani sudah berada di ujung tanduk, kondisi tersebut sebenarnya menguntungkan.
Karena kedua belah pihak dapat memutuskan untuk mengakhiri hubungan secara bersama-sama. Mereka yang menempuh cara ini akan merasa diuntungkan karena lebih banyak emosi positif dan lebih sedikit penyesalan saat hubungan telah berakhir.