Mi instan sudah menjadi makanan yang sudah sangat akrab bagi masyarakat Indonesia. Selain karena harganya yang murah, rasa yang enak, cara membuatnya pun sangat mudah. Makanya, ketika ada isu kalau harga mi instan akan naik hingga tiga kali lipat mengemuka, sebagian besar masyarakat pun tampak keberatan.
Lepas daripada itu semua, mengonsumsi mi instan secara berlebihan bisa berdampak yang tak bagus bagi kesehatan. Menurut Dokter Spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia, Rina Agustina, dengan mengonsumsi makanan adapun bila terlalu banyak sudah pasti kurang baik.
Begitu pula saat mengonsumsi mi instan terlalu banyak, tentunya akan dapat berpengaruh pada kesehatan. Rina menyebutkan kalau konsumsi mie instan akhir-akhir ini memang diketahui meningkat di Indonesia.
Sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini melaporkan bahwa mahasiswa mengonsumsi mi instan lebih sering daripada orang dewasa di kelompok usia lain karena alasan kemudahan dalam menyiapkan mi instan di lingkungan sekolah.
Padahal, konsumsi mi instan yang berlebih akhir-akhir ini tengah mendapat perhatian khusus, karena berhubungan dengan adanya obesitas dan sindrom kardiometabolik pada orang dewasa di Korea Selatan.
“Kandungan kalori yang tinggi dan konsentrasi tinggi karbohidrat olahan, lemak, dan natrium yang ada dalam mi instan, berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit metabolik,” ungkapnya, Kamis (11/8/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Rina juga memaparkan jika, mahasiswa yang mengaku mengonsumsi mi instan 3 kali per minggu memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami hipertrigliseridemia.
Hal tersebut dikarenakan jumlah karbohidrat dan lemak yang besar yang ada di dalam mie instan. Asupan karbohidrat berlebih diketahui dapat meningkatkan kadar trigliserida
“Di samping itu, konsumsi mie instan itu juga meningkatkan konsumsi garam. Dan ini tentu berpengaruh pada tekanan darah. Mie Instant umumnya tinggi karbohidrat namun rendah serat,” pungkasnya.