Penggunaan Pertalite kini dirasakan lebih boros apalagi setelah adanya naik harga BBM beberapa waktu yang lalu, begitu disampaikan sejumlah orang di media sosial. Tapi apa benar seperti itu? Untuk mengetahui konsumsi bahan bakar, apakah makin boros, sebenarnya membutuhkan pembuktian yang dilakukan dengan cara dan teknik tertentu.
Meski demikian ada baiknya juga kita sebagai pemilik kendaran bermotor untuk memperhatikan kondisi kendaraan kita apakah dalam kondisi prima ataukah tidak, selain itu apakah BBM yang kita pilih telah sesuai dengan kompresi mesin kendaraan kita?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut wajar dipertanyakan mengingat masih banyak pengendara yang lalai dan cuek untuk lebih mengenal kondisi kendaraan yang dimiliki. Seperti yang dikatakan Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna, Suparna.
“Bahan bakar yang cocok akan menunjang iritnya suatu kendaraan, kalau kendaraan itu memakai kompresi tinggi di atas 12 itu membutuhkn RON 92, jika dia pakai RON 89 ini akan terjadi knocking atau genotasi, yaitu bahan bakar akan terbakar sebelum waktunya,” ungkap Suparna.
“Karena seharusnya terbakar di titik pembakaran 5 derajat saat di titik mati atas, ternyata BBM-nya lebih rendah, maka dia akan terbakar lebih cepat. Powernya terjadi pada titik mati atas, namun powernya pembakaran tidak maksimal ini akan terjadi klitik. Ini akan mengurangi power dan membuat boros bahan bakar,” sambung Suparna.
Masalah yang sama juga akan dialami oleh pengendara jika dia nekat menggunakan bahan bakar minyak (BBM) yang RON nya tinggi namun kemampuan kompresi mesinnya hanya 9 atau bahkan lebih kecil kecil. Hal tersebut juga akan membuat penggunaan BBM yang lebih boros.
“Misalnya sebuah mobil lama, kompresinya hanya 9, mungkin dia pakai pertamax turbo, ini juga akan menjadi boros, karena tidak sesuai. Oktan yang lebih rendah atau terlalu tinggi tersebut akan membuat sensor bekerja, dan mengatur pembakaran dan waktu bakarnya juga akan turun atau tidak sesuai dan inilah yang membuat BBM lebih boros. Untuk itu pentingnya membaca buku manual standarnya, berapa yang tepat menggunakan BBM pada mesin,” jelas Suparna.
“Begitu juga dengan modifikasi yang salah, misalnya ban, bannya diganti ukurannya lebih besar tapaknya lebih lebar, ini juga akan membuat mobil jelas lebih boros. Atau mengganti sistem bahan bakarnya, injector diganti dengan sistem diameter lebih besar juga bisa membuat mobil akan menjadi boros,” pungkas Suparna.