Banyak orang yang tidak menyadari pentingnya masalah kesehatan mental dan bagaimana cara mengatasinya. Belum lagi, kurangnya dukungan bagi penderita gangguan mental dan ditambah lagi dengan adanya stigma negatif, yang tidak jarang membuat kondisi penderitanya enggan mencari solusi atas kondisi mereka.
Selain itu, ada banyak sekali mitos keliru yang beredar di masyarakat yang justru semakin memperparah kondisi para penderita gangguan mental tersebut.
Berikut ini adalah beberapa mitos keliru terkait depresi yang dikutip dari laman Standard yang sering beredar dan terdengar di masyarakat.
1. Depresi Bukan Penyakit Nyata
Meskipun kini telah tersedia pengobatan depresi yang jenisnya sangat bervariasi, namun hal ini masih belum tergolong sebagai kondisi medis yang serius.
Sebab, sesuai dengan laporan dari Badan Layanan Kesehatan Inggris (NHS), banyak orang berpikir jika depresi adalah suatu hal yang sepele, dan bukanlah kondisi kesehatan yang sebenarnya.
Tentu saja, ini merupakan pemikiran yang terbilang keliru. Depresi termasuk penyakit yang nyata dengan gejalanya benar-benar ada.
Mayo Clinic mengatakan orang dengan depresi sebenarnya memiliki neurotransmitter dan ketidakseimbangan hormon di otak mereka yang merupakan penentu kondisi mereka. Ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan suasana hati mereka kian memburuk.
Memberikan ‘label’ kepada mereka yang menderita gangguan tersebut, sama halnya dengan meremehkan masalah mereka, dan secara tidak langsung telah menghalanginya untuk mencari bantuan.
2. Antidepresan Selalu Bisa Mengatasi Depresi
Dokter biasanya akan meresepkan antidepresan untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang disebabkan adanya kelainan biologis. Namun, cara tersebut bukan satu-satunay solusi untuk mengatasinya.
Banyak penderita depresi mengklaim bahwa psikoterapi adalah cara efektif untuk membantu mengatasi gejala-gejala depresi. Kadang-kadang, kita harus mencoba beberapa metode yang berbeda, sebelum akhirnya menemukan yang paling sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang kita alami.
3. Depresi Tanda Kelemahan
Banyak orang yang menderita depresi takut membicarakan masalahnya tersebut karena stigma negatif yang melekat pada label depresi di masyarakat. Masyarakat cenderung berpikir jika depresi adalah tanda orang ‘lemah’ atau bahkan orang ‘gila’.
Namun pada kenyataannya, penderita depresi yang berusaha mengatasi masalahnya telah menunjukkan kekuatan dan ketangguhan mereka yang luar biasa.
4. Depresi Adalah Penyakit Keturunan
Jika ada riwayat depresi di salah satu anggota keluarga kita, kemungkinan besar kita akan mengalami hal yang sama. Namun, para ahli tidak yakin bagaimana genetika secara signifikan dapat mempengaruhi risiko ini.
Depresi itu sendiri bisa terjadi tanpa alasan atau penyebab yang signifikan. Oleh karena orang tua kita menderita depresi, bukan berarti kita juga akan mengalaminya.
5. Penderita Depresi Harus Mengonsumsi Antidepresan Seumur Hidup
Pengobatan depresi berbeda-beda bagi setiap orang. Tidak sedikit penderita depresi memakai obat sebagai bantuan jangka pendek, yang lain mungkin mengonsumsinya selama bertahun-tahun atau dalam jangka panjang.
Beberapa orang mungkin juga lebih memilih untuk tidak mengonsumsi obat antidepresan sama sekali. Dalam setiap kasus, durasi pengobatan pada setiap orang bervariasi, tergantung dari tingkat keparahan gangguan yang mereka alami. Bahkan, kebanyakan orang yang justru tidak perlu memakai obat selama sisa hidup mereka.
Riset menunjukkan, sebagian besar penderita depresi hanya membutuhkan waktu berobat selama 24 minggu dengan kombinasi antara psikoterapi dan obat-obatan.