Selama ini, tempe dikenal sebagai salah satu makanan sehat yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, ternyata mengonsumsi tempe juga perlu diperhatikan oleh pasien penderita penyakit ginjal kronik (PGK).
Dokter spesialis gizi klinik di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Anna Maurina Singal, M. Gizi, Sp. GK(K) membantahnya. Menurut dia, kedelai sebagai bahan baku tempe mengandung isoflavon yang dapat membantu memperlambat progresivitas perburukan derajat gagal gijal.
“Kedelai sering dianggap menjadi salah satu bahan makanan yang tidak baik untuk ginjal. Padahal kedelali mengandung isoflavon yang justru dapat membantu memperlambat progresivitas perburukan derajat gagal ginjal kronik,” terangnya beberapa waktu lalu yang dilansir dari Antara.
Menurut Anna, kedelai juga bisa membantu dalam menjaga status nutrisi pada pasien dengan dialisis. Dia tidak melarang konsumsi kedelai, namun sebaiknya pasien harus memperhatikan jumlah asupannya.
Selain tempe, sayuran hijau yang sebagian mengandung kalium juga sering dianggap dapat memperburuk kondisi penderita ginjal. Anna memberikan tips pengolahan sayur yang aman antara lain dengan cara: mengupas dan memasukkannya ke dalam air dingin agar tidak menggelap, mengirisnya setebal kurang lebih 1/8 inci.
Setelah itu, bilas sayur dengan air hangat selama beberapa detik, dan rendam selama minimal dua jam dalam air hangat.
“Gunakan sepuluh kali jumlah air untuk jumlah sayuran. Jika perendaman lebih lama, ganti air setiap empat jam,” tutur dia.
Selanjutnya, bilaslah sayuran dengan air hangat lagi selama beberapa detik dan masak sayuran dengan jumlah air lima kali lipat dari jumlah sayuran.
“Batasan asupan buah dan sayur sifatnya sangat individual pada tiap pasien, sehingga penting untuk disesuaikan dengan kadar kalium darah,” ungkap Anna.
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Oleh Pasien Penyakit Ginjal
Anna mengingatkan, organ ginjal berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa yang ada dalam tubuh seperti urea dan amonia. Jika ginjal bermasalah, maka zat sisa tersebut akan tertahan di dalam tubuh dan mengakibatkan terjadinya gangguan metabolik.
Pada mereka yang sudah mengalami gagal ginjal, maka akan memiliki risiko tinggi mengalami malnutrisi protein energy wasting (PWE). Malnutrisi ini dapat mengakibatkan meningkatnya progresifitas derajat gagal ginjal kronik. Oleh karena itu, pengaturan diet bagi pasien gagal ginjal kronik sangatlah penting.
Anna kemudian menyebutkan beberapa hal yang penting diperhatikan bagi pasien gagal ginjal kronik yakni memantau dan mengetahui kondisi terkini fungsi ginjal dan metabolik terkait, memenuhi kebutuhan kalori sesuai dengan kondisi terkini, memenuhi kebutuhan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral sesuai dengan kondisi terkini dan aktif dalam melakukan aktivitas fisik.
“Tiap pasien memiliki kondisi fungsi ginjal masing-masing, sehingga penting untuk melakukan cek lab secara rutin. Selain itu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter gizi atau dietisien terkait pengaturan makanan yang tepat untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik, ” terangnya.