Pada saat seseorang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) kadar trombosit di dalam darah biasanya akan menurun. Pada saat kondisi seperti ini, cara yang biasa dipercaya dapat meningkatkan trombosit dalam darah adalah dengan meminum jus jambu merah.
Kendati demikian, Staf Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FRUI-RSCM dr. Adityo Susilo, Sp.PD-KPTI. FINASIM mengatakan jus jambu ternyata tidak dapat mengubah perjalanan penyakit demam berdarah.
“Jus jambu, unfortunately, berdasarkan hasil penelitian-penelitian yang ada itu tidak dapat pengubah perjalanan penyakit,” ungkap Adityo beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Adityo menjelaskan, naik turunnya trombosit saat menderita demam berdarah merupakan proses yang terjadi secara alami sesuai perjalanan penyakitnya.
Tapi setidaknya, kata dia, saat pasien meminum jus jambu, dia telah berusaha untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Karena, pada saat menderita DBD, plasma darah yang mengandung air dan nutrisi akan bocor sehingga isinya keluar dari pembuluh darah ke jaringan lain.
“Dengan mau minum, paling tidak Anda memenuhi kebutuhan cairan. Jadi sangat-sangat dipersilakan untuk minum,” sambung Adityo.
Turunnya kadar trombosit memang sangat sering dialami oleh pasien yang sakit DBD. Adityo mengatakan, hal tersebut karena trombosit akan banyak dipakai untuk menyumbat daerah-daerah endotel (sel di pembuluh darah) yang mengalami pelebaran karena radang yang disebabkan oleh virus dengue. Semakin berat peradangannya, maka akan semakin banyak pula trombosit yang akan terpakai.
Saat seseorang terkena DBD, Adityo mengatakan dia harus dipantau ketat terutama saat dia sedang berada dalam fase kritis, yaitu kondisi dimana demam sudah menurun.
Pentingnya Pemenuhan Cairan dan istirahat
Umumnya, dokter akan memastikan bahwa kebutuhan cairan di pembuluh darah pasien selalu cukup. Jika tidak, maka risiko syok akan terjadi.
“Kalau dia masih bisa minum dan makan dengan baik, lambungnya enggak terlalu sakit, silakan minum. Tapi kalau enggak ya semampunya atau kalau sudah dirawat di rumah sakit, akan diinfus,” jelas Adityo.
Adityo kembali melanjutkan penderita DBD harus beristirhat dengan cukup untuk membantu mempercepat proses penyembuhan agar terhindar dari risiko komplikasi.
“Kemudian karena ini adalah demam, maka obat demam menjadi sangat penting. Selain itu juga mengonsumsi obat-obatan simtomatik sesuai dengan gejalanya,” ucap Adityo.
“Tentu yang berikutnya juga harus dilakukan pemantauan mulai dari tekanan darah hingga kondisi suhu tubuh, untuk menilai risiko dan memberikan tatalaksana yang lebih optimal. Terpenting lagi juga untuk mengawasi tanda-tanda bahaya supaya bisa waspada lebih dini,” tutupnya.