Kamu merasa kepanasan di tempat kerja, untuk mengusir rasa gerah, lalu kamu mencoba untuk menurunkan temperatur pada alat pendingin udara dengan tujuan agar udara diruangan lebih sejuk. Tak berapa lama, teman wanita di sampingmu protes dan meminta kamu untuk menaikkan temperatur. Hal ini tak hanya terjadi sekali, namun hampir tiap hari kamu alami.
Pertengkaran sehari-hari mengenai suhu udara yang nyaman ini mungkin dapat di picu berbagai macam hal seperti kebiasaan atau posisi duduk terhadap pendingin udara. Namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita lebih sensitif dan sangat mudah merasakan hawa dingin.
Dilansir dari Her, Profesor Paul Thornalley dari Warwick Medical School menyebutkan bahwa perbedaan terhadap suhu ini terjadi karena adanya tingkat metabolisme di dalam tubuh yang berbeda.
“Hal ini mungkin menjelaskan bahwa mengapa terdapat perbedaan dalam menyikapi temperatur sekitar yang dibutuhkan untuk merasa nyaman antara pria dan wanita,” terangnya.
Metabolisme yang dimiliki seseorang ini berpengaruh dalam memproduksi energi. Hal ini pula yang menjadikan munculnya rasa panas pada diri seseorang.
Ketika seseorang memiliki tingkat metabolisme yang lebih cepat, maka secara alami tubuh bakal memproduksi lebih banyak panas.
“Penentu terbesar dalam mengistirahatkan tingkat metabolisme ini adalah massa tubuh bebas lemak pada tubuh seseorang,” jelas Thornally
Thornally menyebut bahwa pria memiliki lebih banyak massa tubuh bebas lemak. Hal ini terdapat pada tulang dan otot sehingga tingkat istirahat mereka lebih tinggi. Hal ini yang membuat tubuh mereka lebih hangat dibanding wanita.
Hal ini tentu membuat pria lebih nyaman ketika hawa sedang dingin karena panas tubuh yang mereka miliki. Namun ketika suhu sedang panas, hal ini malah membuat mereka tak nyaman dan menyebabkan keringat berlebih.