Ramai kabar yang menyatakan bahwa air di Indonesia tercemar tinja, nyatanya informasi yang berkembang tersebut tidak hanya simpang-siur. Menurut United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) dalam situs resminya, hampir 70 persen air di Indonesia tercemar limbah tinja.
Besaran persentase itu diambil dari 20.000 sumber air minum rumah tangga yang telah diuji di Indonesia. Adanya pencemaran itu tercatat turut meningkatkan penyebaran penyakit diare, yang merupakan penyebab utama kematian bagi balita.
Menanggapi hal tersebut, Profesor bidang kesehatan lingkungan Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Ririh Yudhastuti drh m Sc menerangkan, setidaknya ada tiga jenis sumber air minum yaitu, air olahan PDAM, sumur gali, dan air tadah hujan. Kemudian aur tersebut diolah menjadi air kemasan, air isi ulang, serta air sumur secara berurutan.
Apakah Air di Indonesia Terkontaminasi Tinja?
1. Air Sumur Galian
Prof Ririh menjelaskan salah satu sumber air yang banyak terdapat di Indonesia adalah dari sumur galian. Ia menyatakan bahwa semakin dalam sumur tersebut, maka akan semakin terbebas dari kontaminasi tinja.
“Tinja manusia, hewan, ataupun yang lainnya,” katanya dalam laman Unair, Senin (31/10/2022).
Sehingga, menurut dia jika ingin membuat sumur, maka disarankan untuk membuat galian yang lebih dalam agar menjauh dari kontaminasi tinja.
2. Air Kemasan
Kemudian untuk air kemasan bermerk yang banyak dijual di pasaran, Prof Ririh menerangkan bahwa usaha air kemasan bermerk berada di tingkat industri. Sehingga ada standar yang harus mereka penuhi yaitu Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP). HACCP adalah bentuk penjamin mutu yang sistematis untuk mengidentifikasi bahaya sekaligus bahan yang terkandung dalam suatu produk.
“Dan biasanya digunakan untuk controlling bahwa industri air minum ini sudah melewati HACCP ini. Oleh karena itu salah satu standar HACCP harus mencantumkan tanggal kadaluwarsa,” ungkap dia.
3. Air Isi Ulang
Sedangkan untuk air isi ulang, Prof Ririh menerangkan bahwa pada umumnya depo tersebut akan dilakukan inspeksi oleh dinas kesehatan melalui Puskesmas setidaknya dua kali dalam setahun. Hal itu dilakukan agar penjamah tidak terkena penyakit menular seperti tipes dan TBC. Selain itu juga memastikan agar tidak ada penularan melalui air atau makanan (food borne diseases).
Selain itu, pengguna juga disarankan untuk melihat sarana dan prasarana milik depo yang bersangkutan. Memeriksa kebersihan dan kehigienisan pencucian galon mereka.
“Walaupun pencucian mereka sudah menawarkan macam-macam seperti ozon atau yang lainnya. Tapi kalau pencucian mereka tidak bersih maka akan membawa air yang tidak bersih,” ucap Prof Ririh.
Dan yang terakhir, peran dari depo air isi ulang hendaknya melaporkan kepada pihak Puskesmas atau Dinas Kesehatan jika ada sesuatu yang diragukan. Dan sebagai konsumen, jika masih ragu dengan air tersebut, sebaiknya untuk merebus air selama satu menit dalam suhu 100 derajat Celcius agar benar-benar bersih dari mikroorganisme.
Jadi jenis-jenis air di Indonesia sendiri sudah melewati tahap proses. Meski demikian, individu masih perlu melakukan antisipasi seperti merebus air selama satu menit atau menggali sumur galian yang lebih dalam jika konsumsi air dari sumur galian.
Apakah Hubungan Air dengan Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Balita?
Prof Ririh menyatakan belum mendalami akan hubungan tersebut. Menurutnya, air tidak banyak berkontribusi akan terjadinya gagal ginjal akut.
“Karena yang penyakit gagal ginjal itu biasanya kronis dan bukan air penyebab utamanya. Biasanya bisa pola makannya,” kada dia.
Prof Ririh menambahkan, bahwa temuan adanya etilen glikol yang menyebabkan gagal ginjal akut itu dikarenakan kandungan asam oksalat yang tajam. Hal tersebut yang dapat merusak tubulus dan glomerulus ginjal secara cepat.
“Dan itu terjadi pada anak-anak karena ginjal mereka masih dalam tumbuh kembang,” papar Prof Ririh.
Tips Memeriksa, Mengonsumsi, dan Menyimpan Air Minum
Prof Ririh menyampaikan, ada beberapa tips dalam menjaga kebersihan dan kelayakan air minum, yakni:
- Memilih air yang secara organoleptik bebas warna, bau dan rasa
- Untuk air panas, disimpan pada wadah kaca atau keramik, stainless steel akan lebih baik.