Bumi yang merupakan tempat kita tinggal, ternyata kini berputar semakin cepat dari sebelumnya dan ini membuat ilmuwan sedikit bingung. Walau begitu, dengan adanya perubahan pada kecepatan perputaran Bumi ini sebenarnya bukan baru-baru ini saja terjadi.
Semenjak tahun 1970-an, ada 27 detik kabisat yang ditambahkan ke dalam waktu resmi untuk mengatasi kecepatan rotasi Bumi yang melambat. Detik kabisat yang terakhir ditambahkan pada Malam Tahun Baru 2016. Namun, tiba-tiba saja semuanya berubah di tahun 2020.
Tepatnya pada 19 Juli 2020, hari di Bumi mendadak menjadi lebih pendek 1,4602 milidetik dari 24 jam penuh. Dan ini kemudian menjadikannya sebagai hari terpendek yang pernah tercatat. Lalu di tahun 2021, hari-hari berjalan menjadi semakin cepat, hampir 0,5 milidetik lebih pendek dari 24 jam.
“Memang benar bahwa sekarang Bumi berputar lebih cepat daripada 50 tahun terakhir. Sangat mungkin bahwa detik kabisat negatif bakal diperlukan apabila laju rotasi Bumi semakin meningkat, akan tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ini mungkin terjadi,” ungkap Peter Whibberley peneliti senior dari National Physical Laboratory’s Time and Frequency Group, pada hari Rabu (11/1/2023).
Detik kabisat negatif diketahui memiliki efek kebalikan dari detik kabisat. Tidak lagi menambahkan satu detik saat dibutuhkan, justru yang terjadi pada detik kabisat negatif adalah penghapusan satu detik. Sebagai catatan, detik kabisat negatif ternyata belum pernah digunakan sebelumnya.
Lalu bnayak pertanyaan yang kemudian muncul tentang bagaimana dampak dari kondisi perputaran Bumi saat ini yang mengakibatkan waktu yang menjadi semakin cepat berlalu? Apakah akan dapat membahayakan bagi Bumi itu sendiri?
Para ilmuwan mengungkapkan bagi manusia umumnya akan perlu 100 tahun lagi percepatan seperti ini untuk dapat merasakan berjalannya waktu yang semakin cepat. Namun khususnya untuk teknologi yang diandalkan manusia, perubahan ini dapat sangat membuat masalah.
Contohnya, sistem komunikasi dan navigasi yang berdasarkan teknologi satelit modern umumnya bergantung pada waktu yang konsisten dengan posisi Matahari, Bumi, Bulan, serta bintang. Tetapi jika sampai sistem ini mati walau hanya dalam milidetik, mereka tidak akan berfungsi dengan baik, akan membuat alat yang digunakan ini jadi terganggu.
Untuk Selanjutnya, studi mengenai adanya percepatan perputaran Bumi dan waktu masih perlu dilakukan lebih dalam lagi guna untuk mengetahui lebih jauh tentang dampaknya bagi keberlangsungan hidup umat manusia.