Indonesia merupakan negara yang sangat besar dengan beraneka ragam suku, bahasa, budaya, adat istiadat, agama, dan pandangan politik. Keragaman tersebut dapat ditemui di seluruh wilayah Indonesia dan menjadi kekayaan bangsa yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain di dunia.
Berbagai kebinekaan ini pun bersatu dan membentuk satu kesatuan sebagai satu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Namun, ternyata keragaman ini juga ternyata rentan menimbulkan konflik. Konflik merupakan hal yang terjadi sebagai akibat dari interaksi manusia. Terjadinya konflik, biasanya dilatarbelakangi oleh perbedaan yang dibawa oleh individu dalam interaksi.
Setidaknya, ada tiga hal yang dapat menyebabkan terjadinya konflik, yakni primordialisme, etnosentrisme dan fanatisme yang berlebihan.
Sikap Primordialisme
Primordialisme merupakan pandangan yang berpegang teguh pada hal-hal yang dibawa sejak kecil, seperti tradisi, adat istiadat, kepercayaan, dan segala hal yang ada dalam lingkungan pertamanya.
Primordialisme menjadi salah satu faktor pendorong yang dapat memicu terjadinya konflik antar individu atau kelompok. Hal ini dikarenakan primordialisme dapat menyebabkan seseorang atau sebuah kelompok sulit menerima perbedaan yang ada atau yang dimiliki oleh individu atau kelompok yang lain.
Sikap Etnosetrisme
Etnosentrisme merupakan pandangan yang menganggap bahwa suku atau kelompoknya lebih unggul di banding suku lain. Etnosentrisme menjadi faktor pendorong lain yang memicu terjadinya konflik antar individu maupun suku. Hal ini juga dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Fanatisme Berlebihan
Fanatisme yang berlebihan merupakan paham yang berpegang teguh pada keyakinannya secara berlebihan sehingga memiliki anggapan bahwa keyakinannya yang paling benar dan keyakinan lain salah. Hal ini dapat mengarah pada sikap dan tindakan ekstrem yang intoleran dan dapat memecah belah persatuan bangsa.
Referensi:
1. M, Rahmat. 2019. Ensiklopedia Konflik Sosial. Tanggerang: Loka Aksara.
2. Sumartini, Ai tin dan Asep Sutisna Putra. 2018 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.