Inggris dikenal sebagai negara yang memiliki hawa dingin dan memiliki curah hujan yang tinggi, dan memang sesekali negeri itu dilanda suhu panas. Namun, baru-baru ini untuk pertama kalinya suhu udara di sana tembus 40 derajat Celcius.
Termometer menunjukkan suhu di area Coningsby mencapai 40,3 derajat Celcius. Sedangkan di 33 wilayah lainnya tercatat telah melewati rekor suhu tertinggi yang pernah terjadi sebelumnya, yaitu 38, 7 derajat Celcius yang terjadi di tahun 2019 silam.
Seperti yang dikutip dari BBC, Kamis (21/7/2022) perubahan iklim kemungkinan besar menjadi penyebab di balik fenomena ini. Menurut lembaga PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), saat ini manusia di Bumi berada di masa terpanas dalam 125 ribu tahun terakhir.
Emisi gas rumah kaca, yang dihasilkan dari bahan bakar fosil seperti batu bara, gas dan minyak bumi, menyebabkan semakin banyak panas yang terjebak di atmosfer. Bahkan, konsentrasi karbondioksida di atmosfer disebut diketahui berada di level tertinggi dalam 2 juta tahun.
PBB pun menargetkan supaya temperatur global hanya meningkat 1,5 derajat Celcius dibanding level pra industri untuk menghindari dampak terburuk yang mungkin bisa terjadi akibat adanya perubahan iklim. Maka pada akhir dekade ini, paling tidak harus ada penurunan 43% lontaran emisi karbondioksida namun semua itu merupakan usaha sangat sulit.
Namun, walaupun umat manusia bisa menurunkan emisi sesuai target PBB tersebut, musim panas seperti yang terjadi di negara Inggris ini masih akan terus meningkat suhunya.
“Beberapa dekade lagi di masa depan, cuaca panas yang terjadi saat ini mungkin akan disebut cukup dingin,” jelas Profesor Friederike Otto, pakar iklim dari Imperial College London.
Itu berarti kita harus bersiap-siap menghadapi musim panas yang mungkin lebih panas lagi di masa yang akan datang. Di masa depan, gelombang dan suhu panas diperkirakan akan semakin sering terjadi dan juga durasinya diprediksi akan makin panjang. Langkah antisipasi pun wajib dilakukan dengan serius.