Para pemilik warung tegal (warteg) mulai bersiap-siap untuk menaikkan harga makanan yang mereka jual usai pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax.
Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni menyatakan rencana kenaikkan itu muncul karena mengikuti kenaikan BBM yang diprediksi akan berdampak pada mahalnya harga-harga bahan pokok di pasaran.
“Kami mulai menghitung berapa harga menu warteg yang harus dinaikkan. Kalau cabai bisa substitusi (diganti) dengan cabai kering, kalau BBM naik semua akan mengerek naik,” ungkap Mukroni, Minggu (4/9/2022).
Bagi para pengusaha warteg, menaikkan harga makanan mereka merupakan pilihan terakhir apabila seluruh harga pangan naik dan tidak lagi bisa disiasati dengan cara mengurangi jumlahnya atau mengganti bahannya.
Akan tetapi di sisi lain, denganadanya menaikkan harga juga akan membuat para pengusaha warteg menjadi khawatir kalau-kalau mereka ditinggal pembeli, mengingat daya beli masyarakat saat ini belum benar-benar pulih akibat pandemi Covid-19.
“Biasanya menunggu seminggu itung-itungannya (melihat kenaikan harga pangan). Kowantara harap pemerintah bisa mengatur emak-emak (pedagang) yang ada di pasar agar tidak menaikkan harga setiap hari,” sambung dia.
Dengan menaikkan harga makanan yang mereka jual, juga tidak lantas menyelesaikan masalah, karena pemilik warteg juga berhadapan dengan kenaikan harga sewa tempat usaha mereka yang diprediksi juga akan ikut naik.
Mukroni memprediksi dampak dari kenaikan harga BBM bagi pengusaha Warteg akan bisa terlihat hingga tahun 2023. Saat itu dikhawatirkan banyak warteg yang akan gulung tikar karena tidak mampu membayar sewa tempat untuk berjualan.
“Statement kami (Kowantara) tahun depan banyak warteg yang tutup karena tidak bisa melanjutkan sewa atau kontrak,” pungkas dia.
Seperti diketahui, pada Sabtu (3/9/2022) pemerintah melalui Presiden telah menaikkan harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000, Solar subsidi yang semula Rp 5.150 per liter kini menjadi Rp6.800, dan Pertamax yang awalnya Rp 12.500 menjadi Rp14.500 per liter.