Lubang yang terdapat di lapisan ozon di atas Antartika mencapai puncak tahunannya pada 5 Oktober kemarin, yakni luasnya mencapai 26,4 juta kilometeer persegi. Meskipun ini merupakan tahun ketiga berturut-turut lubang ozon meluas ke ukuran sebesar sekarang ini, namun tren secara keseluruhan menunjukkan bahwa lubang itu sebenarnya masih menyusut.
Apabila dibayangkan, sebesar apa lubang ozon 26,4 juta kilometer tersebut, luas seperti itu setara dengan satu benua. Perbandingan yang palling dekat mungkin benua Amerika Utara yang luas wilayahnya sekitar 24,71 juta km persegi.
“Semua data mengatakan ozon sedang membaik. Pelebaran lubang ozon memang terjadi pada Agustus dan Oktober. Pelebaran lubang ozon sedikit lebih buruk di tahun ini karena cuaca yang sedikit lebih dingin di tahun ini,” ungkap Kepala Ilmuwan Bumi di Goddard Space Flight Center NASA Paul Newman, yang dikutip dari IFL Science.
Terjadinya penipisan lapisan ozon di atas wilayah Kutub Selatan, disebabkan oleh adanya senyawa klorin yang cukup tinggi di stratosfer, yang sebagian besar berkaitan dengan penggunaan historis chlorofluorocarbon (CFC).
Sebagai informasi, senyawa CFC atau yang lebih dikenal dengan sebutan freon merupakan senyawa haloalkana yang biasa digunakan sebagai cairan pada alat pendingin atau refrigerant.
CFC sendiri juga sering digunakan sebagai blowing agent dalam proses pembuatan foam (busa), sebagai carian pembersih (solvent) bahan aktif untuk pemadam kebakaran, bahan aktif untuk fumigasi di pergudangan, pra-pengalapan, dan produk-produk pertanian dan kehutanan lainnya. CFC juga digunakan sebagai bahan “pendorong” untuk penyemprotan (aerosol).
Selama musim dingin Antartika berlangsung, suhu menjadi cukup rendah untuk awan stratosfer kutub (PSC) terbentuk di ketinggian. PSC ini kemudian menyediakan permukaan untuk reaksi kimia yang mengubah CFC menjadi bentuk yang lebih aktif lagi seperti gas klorin.
Di saat Matahari kembali bersinar pada awal musim semi kutub, radiasi untraviolet kemudian memecah molekul gas klorin ini dan melepaskan atom klorin, yang kemudian berinteraksi dan menghancurkan molekul ozon. Untuk peristiwa tersebut, lubang ozon Antartika selalu tumbuh selama musim semi, namun akhirnya stabil kembali ketika suhu disana menjadi terlalu tinggi.
Semakin dingin suhu di musim semi, maka semakin besar pula potensi kerusakan yang terjadi pada lapisan Ozon. Dan itu yang menyebabkan mengapa beberapa tahun terakhir lubang ozon terlihat sangat besar.
Pada tahun ini, suhu statosfer mencapai titik terendahnya yaitu -94 derajat Celcius pada 11 Agustus, namun kemudian telah meningkat menjadi -82 derajat Celcius pada 11 Oktober. Secara kritis, angka ini masih lebih rendah dari suhu minimum, yaitu suhu yang dibutuhkan untuk pembentukan PSC.
Pengukurann lubang ozon yang dilakukan oleh NASA sendiri menunjukkan bahwa lubang itu telah menyusut kembali menjadi 22,67 juta kilometer persegi saja pada 11 Oktober. Untuk ketebalan minimum ozon di atas wilayah Kutub Selatan tercatat sebesar 97 unit Dobson pada 1 Oktober, akan tetapi ketebalan tersebut naik menjadi 105 unit Dobson sepuluh hari kemudian.
Sebagai referensi, Bumi tempat kita hidup ini tertutup oleh lapisan ozon dengan ketebalan standar 220 unit Dobson. Nilai di bawah jumlah ini tidak terlihat di Antartika sebelum 1979, dan hal tersebut selalu dikaitkan dengan perusakan ozon terkait adanya senyawa CFC.
Untungnya lapisan ozon diketahui telah membaik selama beberapa dekade terakhir, sebagian besar berkat Protokol Montreal 1987 yang telah melarang penggunaan CFC. Sementara itu tingkat tahunan berfluktuasi, ukuran lubang terus menurun sejak mencapai ketinggian sepanjang masa yakni 29,9 juta kilometer persegi pada September 2000.
Selain terjadi karena suhu dingin, pelebaran lubang ozon yang relatif lebih besar tahun ini diduga juga disebabkan oleh penggunaan CFC secara ilegal oleh pabrik-pabrik yang ada di China.
Selain itu, Brian Toon dari University of Colorado mengatakan bahwa kebakaran hutan besar di Australia dan letusan gunung berapi bawah laut baru-baru ini di Tonga dapat turut berdampak pada lubang di lapisan ozon tersebut.