Hubungan yang terjalin antara Presiden Joko Widodo dengan salah satu partai politik (parpol) pendukungnya di pemerintahan, Partai Nasdem belakangan ini tampak seperti ada jarak.
Dugaan akan adanya hubungan yang kian berjarak ini muncul setidaknya karena dua alasan. Pertama, gestur Jokowi yang tidak membalas pelukan yang dilakukan oleh Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, saat keduanya sedang menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Partai Golongan Karya (Golkar).
Kedua, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut tidak ada memberikan ucapan selamat ulang tahun pada puncak perayaan HUT Partai Nasdem, di JCC, Senayan, Jakarta, pada Jumat (11/11/2022).
Surya Paloh sendiri enggan berpikir negatif mengenai sikap Jokowi itu. Ia menduga Jokowi sedang sibuk dengan berbagai urusan, sehingga membuat dirinya tidak sempat memberikan ucapan selamat pada perayaan ulang tahun partainya itu.
“Kenapa Pak Jokowi enggak kirim video? Ini kan hari ulang tahun Nasdem, mau dikirim video, ah itu bagus. Kalau enggak dikirim video, mungkin karena kesibukan,” ucap Surya Paloh.
Dugaan kerenggangan hubungan yang lain diduga karena keputusan Nasdem untuk mengusung Anies Baswedan sebagai capresnya, serta telah melakukan penjajakan koalisi bersama dua parpol yang merupakan aposisi dari Pemerintah, Partai Keadian Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.
Lalu, akankah renggangnya hubungan antara keduanya akan berujung pada keputusan politik Jokowi meninggalkan Partai Nasdem sebagai koalisi?
Ganti Semua Menteri Nasdem
Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi menilai ketidakharmonisan tersebut akan berujung pada langkah politik yang akan diambil Jokowi yaitu merombak susunan Kabinet Indonesia Maju.
Karena, setelah menjadi bagian dari parpol koalisi pemerintah, Nasdem telah mendapatkan jatah tiga menteri di Kabinet Indonesia Maju itu.
Ketiga Menteri itu adalah Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Johnny G Plate, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.
“Bisa terjadi pula bahwa pada akhirnya Jokowi akan meminta out kepada tiga menteri asal Nasdem dari kabinet karena untuk jangka panjang Jokowi menaruh harapan pada berbagai kaki (lain) yakni, PDI-P, poros Gerindra-PKB, serta Koalisi Indonesia Bersatu,” ungkap Ari, pada Senin (14/11/2022).
Menurut Ari, hal ini bisa saja terjadi karena Jokowi merasa begitu kecewa. Sebab Surya Paloh melupakan kontestasi politik yang telah berlalu dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 silam.
Waktu itu, Anies berhasil mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang merupakan kader PDI-P, dan telah mendapatkann restu dari Istana.
Situasi tersebut, lanjut Ari, membuat posisi Anies sebagai figur yang menjadi oposisi bagi PDI-P serta Jokowi. Terlebih lagi Jokowi pernah memberhentikan Anies sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
“Mungkin Surya Paloh lupa bahwa relasi Jokowi dan PDI-P dengan Anies bagaikan Tom and Jerry,” jelas Ari Junaedi.
PDI-P Memberi Jarak
Ari berpandangan langkah-langkah Presiden Jokowi untuk meninggalkan Nasdem sebagai koalisi sangat mungkin dipengaruhi oleh partainya, PDI-Perjuangan. Karena partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri itu tidak lagi menemukan titik kesamaan bersama Partai Nasdem.
Lebih jauh Ari menuturkan, setelah Nasdem mendeklarasikan Anies, PDI-P meyakini bahwa pertemuan yang dilakukan antara Puan Maharani dan Surya Paloh tidak membawa manfaat apapun.
“PDI-P semakin mudah menarik garis demarkasi (pemisah) bahwa statement Surya Paloh kepada Puan hanyalah basa basi politik,” ujar dia.
“Surya Paloh bukanlah menyebut partainya juga membidik Puan sebagai capres unggulan dan terbuka peluang kerja sama Nasdem dan PDI-P?” tambah Ari.
Ari Juanedi meyakini sangat mungkin langkah Jokowi untuk pergi meinggalkan Nasdem bakal segera dilakukan. Karena ketidaknyamanan dari mantan Wali Kota Solo itu sangat jelas terlihat.
“Jokowi pun sempat menanggapi pertanyaan wartawan soal reshuffle kabinet, dan Jokowi menyatakan bisa saja untuk dilakukan pasca-pendeklarasian Anies oleh Partai Nasdem,” tutup Ari