Elektabilitas Partai Nasdem ternyata tidak lebih besar dari dua partai lain yang disebut-sebut akan membangun koalisi bersama, yaitu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Menurut survei terbaru Charta Politika, Partai Nasdem berada di posisi ketujuh dengan tingkat elektoral 6,0 persen.
Sementara itu, Partai Demokrat berhasil masuk lima besar dan berada di urutan kelima dengan elektabilitas sebesar 7,3 persen. Sedangkan PKS mengantongi elektabilitas sebesar 6,9 persen, yang menempatkan partai berlambang bulan sabit padi itu di urutan keenam.
Walau demikian, elektabilitas yang didapat Nasdem tersebut ternyata sudah lebih bagus dibandingkan dengan survei-survei yang dilakukan sebelumnya. Pada hasil survei Charta Politika yang dirilis bulan September kemarin, partai pimpinan Surya Paloh tersebut hanya mengantongi elektoral 4,8 persen saja.
Direktur Eksekutif Charta Politika menyebutkan, peningkatan ini mungkin dipengaruhi oleh langkah Nasdem yang akhirnya mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon Presiden (capres) dalam Pemilu mendatang.
“Dari survei ini ada kecenderungan angka tertinggi yang didapatkan oleh Nasdem selama tahun 2022,” ungkap Yunarto pada tayangan YouTube Charta Politika Indonesia, Selasa (29/11/2022).
“Bisa dispekulasikan kalau dilihat dari sisi momentum, ada pengaruh positif dari deklarasi Partai Nasdem terhadap Anies Baswedan,” sambung Yunarko.
Adapun dalam hasil survei ini, PDI Perjuangan masih tetap konsisten memimpin di urutan teratas dengan tingkat elektoral 21,7 persen.
Menyusul di urutan kedua ada Partai Gerindra dengan elektabilitas sebesar 14,5 persen, kemudian Partai Gokar di urutan yang ketiga dengan elektabilitas sebanyak 9,8 persen.
Yunarto menilai, elektabilitas ketiga partai politik (parpol) tersebut di atas cenderung mengalami stagnasi selama dua bulan terakhir. Namun, bagi PDI-P dan Golkar, tampak mengalami tren penurunan yang cukup signifikan.
“Catatan khusus buat PDI Perjuangan, angka ini sebetulnya bisa dikatakan angka yang cukup besar penurunannya jika dibandingkan dengan bulan Juni, begitu juga pada Partai Golkar,” beber YUnarko.
Di urutan yang keempat, ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan elektabilitas sebesar 8,5 persen. Selanjutnya, ada Partai Amanat Nasional atau PAN dengan (4,0 persen) di urutan ke-8, serta Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diurutan ke-9.
Berikut ini adalah elektabilitas 18 parpol menurut hasil survei terbaru Charta Politika, yang diurutkan dari angka terbesar hingga yang terkecil:
– PDI-P: 21,7 persen;
– Partai Gerindra: 14,5 persen;
– Partai Golkar: 9,8 persen;
– Partai Kebangkitan Bangsa: 8,9 persen;
– Partai Demokrat: 7,3 persen;
– Partai Keadilan Sejahtera: 6,9 persen;
– Partai Nasdem: 6,0 persen;
– Partai Amanat Nasional: 4,0 persen;
– Partai Persatuan Pembangunan: 3,6 persen;
– Perindo: 2,5 persen;
– Partai Solidaritas Indonesia (PSI): 0,5 persen;
– Paetai Bulan Bintang (PBB): 0,5 persen;
– Hanura: 0,4 persen;
– Partai Republiku Indonesia: 0,2 persen;
– Partai Gelora: 0,2 persen;
– Partai Buruh: 0,2 persen;
– Partai Keadilan dan Persatuan (PKP): 0,1 persen;
– Partai Garuda: 0,1 persen;
– Tidak tahu/tidak jawab: 13,1 persen.
Adapun survei oleh Charta Politika ini dilaksanakan pada 4-12 November 2022. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka.
Dengan metode multistage random sampling, survei melibatkan sebanyak 1.220 responden. Sementara, margin of error survei ini adalah sebesar 2,83 persen.