Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago mengungkapkan dugaannya bahwa ada perselisihan yang terjadi diantara Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS. Ia pun menilai bahwa Koalisi Perubahan itu bisa saja bubar dalam waktu dekat.
Menurut Arifki, hal tersebut bisa saja terjadi jika Partai NasDem memberikan tekanan kepada Partai Demokrat dan PKS untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon Presiden (capres) untuk Pilpres 2024.
Selain masalah capres, dia juga menilai bahwa ada ketegangan dalam menentukan nama calon wakil Presiden (cawapres) antara dua sosok yang diusulkan, yaitu Ketua Umum (ketum) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) atau Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan.
“Dinamika pada Koalisi Perubahan akan berlangsung lama karena masih ada tarik-menarik di antara ketiga partai,” beber Arifki pada hari Sabtu (14/1/2023).
Kemudian, bagi Partai Demokrat maupun PKS juga ingin mendapatkan keuntungan dari popularitas yang dimiliki oleh Anies yang telah diusung Partai NasDem.
“Narasi tersebut bakal sulit diperoleh Partai Demokrat dan PKS. Sebab, publik mengetahui posisi kedua parpol tersebut sebagai oposisi,” sambung Arifki.
Akan tetapi, keinginan Partai Demokrat untuk tetap menyodorkan nama AHY sebagai cawapres dinilai sangat wajar karena elektabilitas AHY diketahui memang lebih baik dari kader-kader milik PKS.
“Sebab, survei AHY masih lebih baik dari kader PKS lainnya. Akan tetapi, modal tersebut tidak cukup lantaran ada beberapa pertimbangan lain yang berpotensi menyulitkan deklarasi,” ujarnya.
Pertimbangan yang dinilai dapat mengahambat deklarasi Koalisi Perubahan adalah, pertama, terkait dengan kesepakatan antara Partai Demokrat dan PKS yang hingga saat ini belum kunjung tercapai. Dua partai itu dinilai akan terus bersaing memperebutkan kursi cawapres Anies.
Kedua, belum keluarnya kepastian dari koalisi lain untuk memutuskan nama cawapres yang akan menjadi pasangan Anies. Ketiga, menurutnya NasDem memiliki pertimbangan untuk mengulur-ulur waktu deklarasi capres dan cawapres karena posisi menteri-menteri NasDem dalam Kabinet Jokowi mulai disentil oleh anggota Koalisi yang selama ini mendukung Pemerintahan.