Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan salah satu tokoh yang berlatar belakang sipil yang namanya sering sebut-sebut masuk bursa calon presiden (capres) 2024 di banyak survei. Tidak sedikit juga kelompok masyarakat yang mendeklarasikan dukungannya untuk pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 ini maju di Pilpres 2024.
Dukungan-dukungan tersebut datang dari, Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES), Bersama Anies Kami Siap (BERAKSI), Sobat Anies, serta para pemain bulu tangkis Solo Raya dan Banyumas yang biasa bermain di Gelangga Olahraga (GOR) milik pengusaha beras Billy Haryanto alias Billy Beras.
Sementara itu, berdasarkan survei lembaga Parameter Politik Indonesia yang diumumkan pada Minggu 23 Februari 2020 silam, Komposisi duet pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berasal dari militer-sipil menjadi yang paling diinginkan masyarakat dalam Pilpres 2024 yang akan datang.
Sebanyak 30,4 persen dari 2,197 responden yang tersebar di 220 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia menginginkan capres dan cawpres berasal dari pasangan militer-sipil. Nah, siapa sosok berlatar belakang militer yang cocok mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024?
“Saat ini Anies Baswedan sedang menjadi rising star. Gelombang dukungan kepada Anies untuk menjadi presiden 2024-2029 cukup terasa. Hal ini di antaranya ditandai dengan adanya banyak daerah yang membuat kelompok relawan dan mendeklarasikan Anies for presiden,” kata Pengamat Politik Tony Rosyid, Sabtu (5/2/2022).
Dia melihat kelompok relawan itu ada yang dari dari Pulau Jawa, hingga Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Dari kalangan milenial sampai kalangan dewasa.
“Fakta ini menarik buat sejumlah tokoh yang berminat untuk mendampingi Anies di Pilpres 2024. Dalam survei, bermunculan banyak tokoh yang posisinya cocok menjadi nomor duanya Anies. Baik dari kalangan sipil maupun militer,” lanjut Tony.
Dari kalangan sipil, kata dia, nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sempat mencuat. “Pasangan ini cukup tinggi potensi kemenangannya. Dukungan dari warga nahdiyin, Jawa dan perempuan memperbesar Anies untuk menang,” sambungnya.
Kamudian Tony juga membeberkan sejumlah tokoh berlatar belakang militer yang cocok mendampingi Anies di Pilpres 2024. “Dari kalangan militer ada Agus Harimurti Yudhoyono atau lebih dikenal dengan sapaan AHY, ada nama besar di belakang AHY, yaitu SBY sang ayah,” ungkapnya.
Dia mengatakan, AHY juga ketua partai papan tengah yaitu Demokrat. Selain punya parta, kata dia, AHY punya performa yang cukup menjual. “Terbukti, elektabilitas AHY potensial untuk di-upgrade. Muda, ganteng, dan cukup baik komunikasi politiknya,” jelas Tony.
Selain itu, dia melihat AHY bersih dari segala hal yang berpotensi membunuh karakternya. “Pengalaman dan jaringan SBY, ayah AHY, akan cukup membantu untuk memaksimalkan kerja politik di Pilpres 2024. Jika AHY mendampingi Anies, ada kemungkinan pasangan ini mendapatkan dukungan dari kalangan militer, terutama militer muda dan sebaya dengan AHY,” sambungnya.
Selain AHY, menurut dia, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga cukup menjanjikan. Menurut dia, Andika punya performa yang cukup meyakinkan. “Ganteng, tegap, gagah, dan terlihat punya wibawa. Tentu, dari sisi kapasitas tidak diragukan. Selain punya pasukan,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan, jika didampingi oleh Andika, Anies berpeluang mendapatkan dukungan yang sangat kuat dari TNI, terutama dari Angkatan Darat. “Dukungan ini diperlukan baik pra maupun pasca pemilu,” tutur dia.
Apalagi lanjut dia, saat ini militer sedang dirindukan kiprahnya oleh rakyat dalam menstabilkan situasi bangsa. “Jika militer mendampingi Anies, ini menguntungkan dari sisi elektabilitas maupun stabilitas. Hanya saja, Andika tidak punya partai, ini butuh perjuangan yang lebih serius kalau memang Andika ingin disampingkan dengan Anies,” pungkasnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago. Menurut Pangi, AHY dan Andika merupakan sosok yang cocok untuk mendampingi Anies di Pilpres 2024.
“AHY dan Andika perkasa cocok, sosok militer-sipil dan sipil-ulama pasangan yang cukup ideal. Sebetulnya militer yang sedang punya panggung, apalagi kalau punya momentum. Kalau Gatot Nurmantyo sebetulnya bagus juga, namun momentumnya beliau kelewat,” ujar Pangi.
Apalagi, kata Pangi, Gatot terkendala maintenance elektabilitasnya pasca tidak punya panggung di militer lagi. “Sipil-militer juga sebetulnya punya prospek. Karena kerinduan juga publik kepemimpinan militer-sipil, dianggap 10 tahun di pimpin sipil, mereka yang sebagian menilai menganggap kepemimpinan sipil yang gagal maka ada momentum untuk capres ideal dari latar belakang militer,” sambung Pangi.
Jadi menurut Pangi, tren kepemimpinan nasionalis-religius atau militer-sipil menjadi pasangan yang dianggap ideal dalam temuan Voxpol Center. “Namun sekarang stok pemimpin latar belakang militer masih minim di panggung politik praktis, hampir enggak kedengaran gebrakan mereka dalam pemerintahan setelah purnawirawan, masih bunyi elektabilitasnya karena masih menjabat panglima dan tentara aktif,” tutupnya.