Ketua DPR RI Puan Maharani sempat menyinggung seorang pemimpin ganteng, yang sering muncul di media sosial, akan tetapi tidak bisa kerja. Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul menyebutkan mungkin puan menyindir Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Pastinya saya kurang paham, mungkin mengacu pada Presiden Ukraina,” ucap Bambang Pacul saat dihubungi, Kamis (28/4/2022).
Bambang Pacul kemudian menjelaskan terkait kriteria pemimpin yang disinggung Puan. Dia berpendapat pemimpin Indonesia memang tidak bisa dipilih dengan sembarangan.
“Kalau subjektif saya, memilih pemimpin, apalagi sekelas Republik Indonesia, dengan penduduk hampir 300 juta, bersuku-suku, tinggal diuntaian pulau yang berbeda, lebih dari 17 ribu pulau, dengan budaya yang berbeda, ya tidak sembarangan kelasnya,” ujar Bambang Pacul.
Lebih lanjut, Bambang Pacul menyebut jika calon pemimpin Indonesia kedepannya juga harus dicek rekam jejaknya. Dengan demikian, kata dia bisa jelas karakter, kapasitas, hingga kompetensi pemimpin tersebut.
“Mesti dicek bener track record-nya, jejak rekamnya, karena dari jejak rekam akan muncul 3K (Karakter, Kompetensi, dan Kapasitas),” sambung dia.
Ketua Komisi III DPR itu lantas mengibaratkan seorang pemimpin Indonesia itu seperti sebuah mobil. Dia menyebut Indonesia membutuhkan mobil dengan cc besar, bukan mobil yang ber cc kecil karena bisa macet ketika lewat jalan berlumpur.
“Kapasitas itu ibarat mobil cc, kita butuh mobil dengan cc besar, semacam Jeep 3.500 cc lebihlah. Jangan Suzuki Carry, jalanan berlumpur langsung macet!” jelas Bambang Pacul.
Puan Sindir Capres Ganteng Doang
Untuk diketahui, Puan Maharani sempat berbicara terkait pemimpin nanti yang paling tepat untuk dipilih. Dia meminta kepada para kadernya agar tidak memilih pemimpin yang sering muncul di media sosial tapi tidak bisa bekerja.
Pernyataan itu disampaikan Puan maharani saat kunjungan ke DPC Wonogiri pada Selasa (26/4/2022). Puan awalnya berbicara terkait pemimpin yang cinta oleh rakyat Indonesia dan mau bergotong-royong.
“Saya minta itu adalah kembalilah ke jati diri akar Indonesia, pilihlah orang yang betul-betul cinta Indonesia, dukung orang yang memang mau bergotong-royong untuk membangun bangsa ini bersama,” pungkas Puan di depan kader PDIP, Kamis (28/4/2022).
Puan selanjutnya membeberkan alasannya terkait kriteria pemimpin tersebut. Dia menyinggung banyak masyarakat yang suka memilih pemimpin karena alasan ganteng, bukan perempuan, sampai-sampai sering muncul di media sosial meski dia itu tidak bisa kerja.
“Kenapa saya ngomong ini? Kadang-kadang sekarang kita ini suka ‘yo wes-lah dia saja asal ganteng, dia saja yang dipilih asal bukan perempuan, yo wes dia saja walau nggak iso opo-opo tapi yang penting dia itu kalau di socmed, di TV itu nyenengin’, tapi kemudian nggak bisa kerja, nggak deket rakyat,” sambungnya.
“Mau atau enggak pemimpin kayak gitu?” tanya Puan.
“Nggak,” jawaban dari para kader PDIP.
Puan kemudian mengingatkan agar kadernya, khusunya yang berasal dari Wonogiri, pada pemilu nanti memilih pemimpin yang mau membantu rakyat hingga memperjuangkan kebutuhan masyarakat Wonogiri. Dia sekali lagi meminta agar jangan asal memilih pemimpin yang hanya suka cari panggung.
“Jadi jangan kemudian kita itu asal pilih karena cuma kelihatan di panggung saja, panggung itu panggung media, panggung TV, panggung socmed, tapi pilih orang yang betul-betul pernah memperjuangkan kita, pernah bersama-sama kita, pernah bergotong-royong bersama kita. Setuju atau nggak?” tanya Puan kembali.
“Setuju,” jawab para kader lagi.