Filsuf Rocky Gerung menduga reshuffle yang terjadi hari ini adalah untuk memberikan sinyal kalau ekonomi bisa dipulihkan. Tapi dia menyayangkan karena hanya ada dua menteri yang direshuffle oleh Presiden.
“Mungkin, kita duga kurang sebetulnya dua menteri yang diganti,” sebut Rocky Gerung, Rabu (15/6/2022)
Rocky menyebutkan ada masyarakat yang menginginkan supaya Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan juga ikut di-reshuffle. Dia menyatakan soal pergantian Luhut ada hubungannya dengan PDIP.
“Padahal sebetulnya orang ingin agar supaya Pak Luhut diganti. PDIP punya poin yang akhirnya nggak bisa dinegosiasikan oleh Pak Jokowi,” ujar Rocky.
Kemudian, Rocky mengatakan sukses atau tidaknya reshuffle yang terjadi kali ini dapat dilihat dari harga-harga bahan pokok. Menurutnya, jika harga minyak goreng besok bisa turun, maka masyarakat akan mengapresiasi reshuffle yang dilakukan Presiden Jokowi sekarang ini.
“Sukses atau nggak reshuffle hari ini tunggu aja besok, kalau harga minyak turun, itu sukses, kalau harga cabai turun dari Rp 150 ribu ke Rp 90 ribu itu sukses, karena itulah cara orang mengapresiasi. Respons emak-emak lebih penting. Ini kan soal politik dapur sebenarnya,” ungkap Rocky.
Lalu Rocky sendiri melihat ada 2 parameter yang dapat dipakai untuk menilai reshuffle tersebut sukses atau tidak. Selain soal faktor ekonomi seperti penurunan harga-harga bahan pokok, satu parameter lagi adalah perihal demokrasi.
Masih menurut Rocky, yang tidak kalah penting adalah tokoh baru yang masuk kabinet sebaiknya memikirkan arah demokrasi, terkhusus lagi terkait pencalonan di pilpres 2024. Dia menganggap arah demokrasi RI sudah tepat jika tidak diberlakukan presidential threshold (PT) 20 persen.
“Yang lebih penting adalah memastikan mereka yang masuk kabinet mau memikirkan kemana arah demokrasi. Saya selalu menganggap arah demokrasi itu dimulai garis start 0 persen. Konsolidasi demokrasi itu tidak boleh ada PT 20 persen dengan alasan apapun. Itu yang saya harapkan dari kabinet sekarang,” ucap Rocky.
“Jadi ada dua harapan, pertama harapan ekonomi dan kedua harapan demokrasi,” tutupnya.