Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menghadiri rapat pimpinan PDIP Sulawesi Selatan (Sulsel) di Makassar. Hasto menyinggung bahwa ada sebuah partai politik (parpol) yang maju kontestasi terlalu cepat.
Awalnya hasto berbicara terkait peristiwa 27 Juli. Seperti yang diketahui, 27 Juli 1996, terjadi peristiwa kekerasan di Kantor Sekretariat DPP PDI Perjuangan, yang beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat. Yang kemudian peristiwa tersebut dikenal sebagai peristiwa Sabtu Kelabu.
“Maka jangan lupakan arus bawah. Jangan mengejar kepentingan diri sendiri dan kapital. Sebab politik itu didedikasi bagi bangsa dan negara serta berjuang bagi kepentingan umum. Peristiwa 27 Juli mengajarkan kita bergerak ke bawah,” beber Hasto.
Hasto melanjutkan seluruh kader PDIP harus menyelami pemikiran rakyat, berusaha mendidik, dan selalu membantu rakyat dalam mencari solusi atas permasalahan hidup yang semakin hari semakin sulit.
“Jadi kekuatan kader PDI Perjuangan akan diukur dari bagaimana naiknya human development index, kualitas pendidikannya, pergerakan ekonomi rakyatnya, bagaimana kesehatannya,” sambung Hasto.
Hasto juga menyinggung terkait isu capres-cawapres. Kemudian Hasto mengatakan bahwa keputusan yang menyangkut capres-cawapres sepenuhnya berada di tangan Megawati selaku ketua umum.
“Mekanisme partai kita telah proven bahwa banyak pemimpin yang terlahir dari rahim PDI Perjuangan. Maka kita jangan ragu. Kita bantu rakyat dulu. Atasi berbagai persoalan yang ada. Hadapi yang sebarkan ideologi yang bukan Pancasila,” sambung Hasto.
“Pendaftaran capres baru akan dimulai satu tahun dari sekarang. Masih banyak hal terjadi dalam 1 tahun itu. Maka kita memilih bergerak. Capres cawapres serahkan ke Ibu Mega dan beliau akan mempertimbangkan yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia,” jelas Hasto.
Hasto kemudian menyinggung jika ada parpol yang terlalu cepat maju dalam konkontentasi. Tapi ia tidak mau bicara lebih detil mengenai parpol yang iamaskud.
“Bukan malah maju ke kontestasi itu terlalu cepat. Ada parpol yang begitu. Kalau kita, tenang saja. Buat kita yang penting kita konsolidasi dengan rakyat,” urai Hasto.
Hasto turut mengingatkan kepada kader PDIP bahwa hasil rakernas yang mendorong pembangunan Indonesia dari desa. Selain itu, rakernas juga mendorong kader PDIP menggerakkan kebudayaannya di wilayah masing-masing.
“Bagaimana ini bisa going global dan kita kembangkan. Kita bangun mentalitas bergerak ke bawah, tiada hari tanpa pergerakan. Kita harap dapat dibahas pada rapat pimpinan ini,” kata Hasto.
Ketua DPRD PDIP Sulsel Andi Ridwan Wittiri angkat bicara. Ia menggelorakan semangat kader PDIP Sulsel agar bekerja keras mempersiapkan diri menuju 2024.
“Kita wajib siapkan menangkan pemilu 2024, tak ada pilihan lain selain satu hal, yakni solid. Kita harus gerak terukur dan terarah. Berpijak dan jalankan konstitusi partai kita. Ibu Mega selalu ingatkan kita bahwa berjuanglah menjadikan PDI Perjuangan sebagai partai pelopor dan solid dengan disiplin teori, pikiran, dan tindakan,” ucap Wittiri.
Sementara itu, Gubernur Andi Sudirman Sulaiman mengapresiasi kader PDIP yang memiliki organisasi dan sikap dibanding parpol-parpol yang lain.
“Saya mengapresiasi Fraksi PDIP yang selalu mendukung pemerintahan saya. Semangat kita adalah semangat membangun Indonesia Raya bersama-sama,” tambah Sudirman Sulaiman.
Dalam kunjungannya tersebut, Hasto juga menyempatkan diri untuk ziarah dan doa di makam pahlawan nasional Pangeran Diponegoro di Kecamatan Wajo, Kota Makassar.